Postingan

Perihal Puan

Gambar
Malam ini ada empat perihal yang akan aku utarakan duhai puan. Kuharap kau mau mendengarkan celotehan malamku ini dengan seksama. Sebelum itu seruputlah kopi hitam kesukaanmu itu, kuseduhkan hangat-hangat. Perihal pertama ialah perihal rasa, mungkin bagimu rasa ini tampak biasa. Mungkin bagimu aku tanpa rasa. Bahkan mungkin bisa engkau kata tak ada sama sekali. Aaah, namun kau salah puan. Bertahun-tahun sudah rasa ini kupupuk dalam diam, sendirian. Kalau berkilah pasal niat, maka masuklah kita pada perihal kedua. Perihal kedua ialah perihal niat. Sungguh! niatku sungguh tulus ingin menjagamu dalam pagar rasa yang selama ini kubuat. Andai kau tau, sungguh niatku adalah mengupayakan kebahagiaanmu. Namun apalah dayaku, kau masih belum membukakan dirimu. Dalam kopi yang tengah kau seruput, kau berkilah. “Usaha dong, laki-laki kan harus berjuang keras” Itulah perihal ketiga duhai puan, Usaha. Bertahun pula sudah aku mengupayakanmu. Dalam bentuk sapa yang acap kali tak

Sendayang

Gambar
Aku sendayang yang terbuang Ditarik-tarik oleh bocah yang berlarian Terseret ditanah pedih menyakitkan Kulitku lecet, terluka penuh getah Aku sendayang yang terbuang Mimpiku satu, hadirku bisa berguna Mimpiku dua, hilang dalam diam walau penuh luka Mimpiku tiga, tidak membusuk di bawah pohon yang selama ini kujaga Aku sendayang yang terbuang Ingatan itu datang lagi Terjatuh dengan keras menimpa tanah Terbujur hina penuh airmata Lumpuhku yang memagari gerak Sampai terdiam, sampai tua Lihatlah,, Aku sendayang terbuang Ditarik-tarik oleh bocah yang beralarian Sebagian tulang daunku patah sudah Sepertiga tubuhku remuk tak terpeluk Ingatan itu kembali Aku yang salah Tanpa hingga terlalu mencintai pohon itu Hujan panas kutantang untuk melindungi buahnya Tapi banyak pelepah lain yang lebih menarik baginya Yang lebih muda, lebih segar, lebih hijau Sampai pelukanku dilepas dengan tawa dan sukarela Aku sendayan

Dilamun Ombak

Gambar
"Tatkala senja kita pernah bercengkrama Bercerita tentang cinta dan kerinduan Namun saat senja jua kau ucapkan kata yang tak lagi mampu diterima oleh jiwa Terlalu banyak kenangan antara kau dan aku disela Tuhan menjinggakan semesta Hingga langit pun terbakar karena bersentuhan dengan mentari di ufuk barat sana" Puan, kopi kesukaanmu telah kesudahkan. Nikmatilah!!! Sembari kau nikmati, bolehkah aku duhai puan menyelingi jamuan kopimu dengan sebuah obrolan? Jika engkau tak mengizinkan, maka tidak jadi masalah. Karena mungkin segala apa yang nanti terucap akan menambah rasa asam pahit di arabica mu. Namun jika itu tak jadi masalah untukmu, maka nikmati jua segala rasa pahit dalam jamuan kopimu ini Kita telah berlayar beribu hari lamanya, terombang-ambing di tengah samudera. Tak jarang sampan kita hampir dibalikkan gelombang Ribuan hari lamanya kita di lamun-lamun ombak. Dalam sibukku menahkodai sampan ini, tanpa sadar ternyata engkau telah menemukan tanah tepi di

Selamat Datang Sayang

"Mega yang kelabu perlahan menelan sang badar, Ia tak lagi mampu menyinari malam yang kelabu. Aaaah, sungguh malang!!!" Selamat Datang, ^_^ Sebelumnya, mungkin lebih baik memperkenalkan diri sebab kata orang, tak kenal kenal maka tak sayang disini aku akan memperkenalkan diriku dengan nama "Sayang", semoga kalian terbiasa Aku hanyalah lelaki biasa yang berkelana dalam pencarian tulang rusuknya. Aku percaya cinta itu adalah energi tarik menarik dari jiwa. Jika cinta tak terjadi hari ini maka selamanya tidak akan ada yang namanya cinta. Jika sang tubuh telah menemukan bagian tubuhnya yang hilang "tulang rusuk", maka tak ada lagi kata kita sebab yang tersisa hanyalah aku dalam bentuk nan tunggal. Diary ini aku ciptakan sebagai bentuk perjalanan seorang pujangga menapaki setiap langkah relik cintanya. Bukan bermaksud meratapi ataupun menyesali, tapi langkah penuh duka dan suka itu terlalu manis untuk aku simpan sendiri. Melalui diary ini akan